3 Masalah yang Harus Segera Diperbaiki Xabi Alonso di Real Madrid

Xabi Alonso
0 0
Read Time:4 Minute, 54 Second

3 Masalah yang Harus Segera Diperbaiki Xabi Alonso di Real Madrid

Real Madrid memasuki jeda internasional November dengan dua hasil mengecewakan secara beruntun. Setelah awal musim yang begitu menjanjikan, kini performa tim asuhan Xabi Alonso mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan kebingungan taktik. Dua hasil negatif—kekalahan 0-1 di Anfield dan hasil imbang tanpa gol melawan Rayo Vallecano—membuat banyak pihak di ibu kota Spanyol mulai khawatir.

Padahal, Real Madrid sempat memulai musim ini dengan sempurna. Dalam tujuh laga pertama di semua kompetisi, mereka meraih kemenangan beruntun dengan gaya dominan. Bahkan kekalahan di derby Madrid sempat dianggap hanya sebagai “batu kecil” dalam perjalanan panjang menuju gelar La Liga dan Liga Champions. Namun dalam dua pekan terakhir, performa Los Blancos tampak menurun secara drastis.

Sebagai pelatih baru, Xabi Alonso kini menghadapi ujian penting pertama dalam kariernya bersama Real Madrid. Ia harus segera menemukan solusi agar momentum tim tidak hilang di fase penting musim ini. Jika dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin Real Madrid akan tergelincir di tengah persaingan ketat dengan Barcelona dan Atletico Madrid.

Ada tiga masalah utama yang perlu segera diperbaiki Alonso jika ingin mengembalikan performa tim ke jalur kemenangan.


1. Kurangnya Chemistry antara Vinicius Junior dan Kylian Mbappe

Masalah pertama dan paling mencolok adalah minimnya kerja sama antara Vinicius Junior dan Kylian Mbappe. Kedua pemain ini sebenarnya memiliki potensi luar biasa untuk menjadi duet paling menakutkan di Eropa. Namun hingga kini, chemistry mereka belum terlihat padu di lapangan.

Pada awal musim, performa impresif Mbappe berhasil menutupi kelemahan tersebut. Striker asal Prancis itu sempat mencetak gol di 11 pertandingan beruntun, membuat publik tidak terlalu memperhatikan minimnya interaksi dengan Vinicius. Namun ketika Mbappe mulai kesulitan mencetak gol, terutama dalam beberapa laga terakhir, masalah ini muncul ke permukaan.

Banyak momen menunjukkan ketidaksepahaman di antara keduanya. Ketika Vinicius menusuk dari sisi kiri dan mengirimkan bola ke kotak penalti, Mbappe justru menunggu di luar area. Sebaliknya, saat Mbappe sudah berada di posisi ideal untuk menerima umpan terobosan, Vinicius lebih sering memilih menggiring bola sendiri hingga kehilangan momentum.

Data juga mendukung hal ini. Dalam enam pertandingan terakhir, Vinicius Junior belum mencatat kontribusi gol, sedangkan gol terakhir Mbappe tercipta saat menghadapi Valencia—tim yang kini berada di papan bawah klasemen.

Jika Alonso gagal membangun sinergi antara dua bintang tersebut, lini serang Madrid akan kehilangan efektivitasnya. Padahal, kombinasi sayap cepat dan penyerang tajam adalah salah satu elemen utama dalam gaya bermain Alonso.

Untuk mengatasinya, Alonso perlu menyesuaikan peran kedua pemain. Mungkin dengan menempatkan Vinicius sedikit lebih melebar dan memberi kebebasan bagi Mbappe untuk bergerak ke dalam area tengah. Selain itu, komunikasi dan pemahaman posisi di lapangan harus terus dilatih agar keduanya bisa saling melengkapi, bukan saling mengganggu.


2. Kerapuhan dan Kelengahan di Lini Belakang

Masalah kedua yang cukup mengkhawatirkan adalah menurunnya konsentrasi pertahanan Real Madrid. Ketika Alonso datang ke Bernabeu, ia membawa filosofi permainan yang menekankan pressing kolektif dan transisi bertahan yang cepat. Awalnya, sistem ini berjalan sangat baik. Real Madrid hanya sekali kebobolan lebih dari satu gol dan mencatat delapan clean sheet dari 10 laga awal musim.

Namun dalam beberapa pertandingan terakhir, struktur pertahanan mereka mulai berantakan. Pemain depan seperti Vinicius dan Mbappe tampak enggan turun membantu bertahan, sehingga gelandang seperti Jude Bellingham dan Aurelien Tchouameni harus bekerja ekstra keras menutup ruang. Ketika lawan berhasil melewati lini tengah, bek-bek Madrid sering kali dalam posisi yang tidak ideal.

Salah satu penyelamat utama adalah Thibaut Courtois. Penampilan gemilang sang kiper membuat Madrid terhindar dari kekalahan yang lebih besar, terutama di Anfield. Namun bergantung pada Courtois bukanlah solusi jangka panjang. Alonso perlu memastikan seluruh tim berdisiplin dalam bertahan, bukan hanya empat pemain belakang.

Di era modern sepak bola, pertahanan yang solid dimulai dari lini depan. Alonso harus menanamkan kembali semangat pressing kolektif yang sempat menjadi kekuatan Madrid di awal musim. Selain itu, rotasi pemain juga penting agar kebugaran fisik tetap terjaga, terutama bagi bek seperti Antonio Rudiger dan Eder Militao yang harus tampil di hampir setiap laga.


3. Inkonsistensi di Sisi Kanan Serangan

Masalah ketiga yang juga tak kalah penting adalah ketidakstabilan di sektor sayap kanan. Sejak awal musim, Alonso belum menemukan pemain yang mampu tampil konsisten di posisi tersebut. Beberapa nama sudah dicoba—Franco Mastantuono, Brahim Diaz, Arda Guler, Rodrygo, Federico Valverde, hingga Eduardo Camavinga—namun belum ada yang benar-benar memuaskan.

Mastantuono tampil menjanjikan sebelum cedera, sementara Brahim Diaz hanya mencatat tiga kontribusi gol dari 13 pertandingan. Rodrygo, yang diharapkan bisa menjadi solusi permanen, belum mencetak gol sejak Maret lalu. Arda Guler dan Valverde lebih sering berperan di tengah, sementara Camavinga lebih nyaman sebagai gelandang bertahan.

Kondisi ini membuat serangan Madrid terlalu berat ke sisi kiri, di mana Vinicius menjadi tumpuan utama. Lawan pun dengan mudah membaca pola serangan mereka, sehingga serangan Madrid sering terhenti di area tersebut.

Salah satu solusi yang sempat dibicarakan adalah kemungkinan memanfaatkan Trent Alexander-Arnold, yang dikabarkan menjadi target Madrid di bursa transfer mendatang. Kehadiran bek kanan kreatif seperti Trent bisa menyeimbangkan serangan dari dua sisi dan membuka lebih banyak ruang bagi Mbappe serta Vinicius.

Namun hingga transfer itu benar-benar terjadi, Alonso perlu mencari alternatif internal. Mungkin dengan mengembalikan Rodrygo ke peran naturalnya sebagai winger kanan dan memberikan kepercayaan penuh untuk menemukan kembali performa terbaiknya.


Kesimpulan

Performa Real Madrid saat ini bukanlah krisis besar, tetapi jelas ada tanda-tanda yang harus diwaspadai. Xabi Alonso masih memiliki waktu dan kualitas pemain yang cukup untuk membalikkan keadaan. Namun tiga masalah utama—chemistry antara Mbappe dan Vinicius, pertahanan yang melemah, dan inkonsistensi di sayap kanan—harus segera diatasi sebelum menjadi lebih parah.

Dengan sedikit perbaikan taktik, komunikasi yang lebih baik antar pemain, serta disiplin kolektif di semua lini, Real Madrid bisa kembali ke jalur kemenangan dan mempertahankan ambisinya untuk merebut gelar di dua kompetisi terbesar: La Liga dan Liga Champions.

Musim masih panjang, dan di tangan seorang Xabi Alonso yang dikenal cerdas secara taktik, Los Blancos diyakini bisa bangkit. Namun waktu berjalan cepat di Bernabeu—dan kesabaran fans Madrid tidak pernah panjang.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %